CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Rabu, 25 April 2012

Maha Bhakti? Apa itu?

                Pernahkah kalian mendengar Maha Bhakti? Saya pribadi baru mengetahui Maha Bhakti setelah saya bersekolah di MAN Yogyakarta 1. Di sekolah saya sebelumnya, tepatnya di SD atau  SMP, istilah itu sering disebut Persami. Di sekolah tempat saya belajar sekarang, ada suatu keegiatan ekskul yang diwajibkan bagi siswa kelas X. Kegiatan itu adalah pramuka.
                Apa sih kaitannya Maha Bhakti dengan pramuka? Setiap hari Jum’at setelah sholat Jum’at, kami diwajibkan mengikuti pembekalan mengenai kepramukaan. Yah, pembekalan itu bertujuan untuk memberikan materi dan pelatian agar kami dapat mengikuti Maha Bhakti dengan baik. Mmm.. Maha Bhakti bisa dikatakan semacam kemah sebagai proses untuk penerimaan tamu ambalan.
                5  April 2012, hari yang tak terbayangkan itu datang.. Dengan bawaan yang menyerupai seisi rumah, kami berangkat dengan penuh suka cita. Tempat yang kami tuju adalah Bumi Perkemahan Dodiklatpur, Klaten. Kami regu pelaksana A yang beranggotakan Alya, Fara, Putri, Chassa, Firda, Nisa dan Tifa selaku ketua regu.
                Sudah terlihat darui awal bahwa kami bertujuh sangat memiliki karakter yang berbeda. Dimulai dari Tifa, ketua regu yang nggak sabaran, emosian, egois, namun tegas dan cekatan. Alya yang super ulet, lama, tapi perfeksionis. Fara yang ekstra ribet, manja, egois banget, tapi idenya cemerlang. Putri yang heboh dan nggak kalah ribet plus manja. Chassa yang cuek tapi rajinnya pol polan. Firda yang crewetnya mirip ibu-ibu tapi masakannya enak. Dan yang terakhir  Nissa, anak yang medhok, lola, tapi pastinya super kocak dan bikin ngakak terus.
                Diawali dengan keberangkatan kami yang penuh suka cita. Sama sekali tidak terbayangkan kami berangkat naik mobil tempur tentara. Gerah, bau, umpel-umpelan, itu yang terjadi sepanjang perjalanan.
                Sesampai di sana, kami keluarkan bekal makan siang kami. Lalu makan dan dilanjutkan sholat dzuhur. Satu pertanyaan yana ada di benak kami. “Dimana tempat kami kemah nanti?” Berbagai pertanyaan lain pun mumcul. Pertanyaan-pertanyaan itu kami simpan sejenak, karena ada instruksi kakak PK untuk segera kumpul dan berbaris. Ternyata oh ternyata… inti dari instruksi itu, kami disuruh jalan kaki yang jaraknya cukup jauh.
                Dengan letoy kami mencoba untuk semangat. Dalam perjalanan kami bertemu dengan pos-pos yang menguji kami mengenai kepramukaan. Perjalanan yang tak diharkan itu kami bawa enjoy dengan bernyanyi dan ketawa bersama.
                  Setelah cukup jauh berjalan, dan ternyata hanya muter area buper, kami sampai di lokasi utama. Bisa dikatakan tempat yang lumayan ekstrim. Kamar mandi yang membuat orang males mandi, pipis dan sebagainya, bupper yang sangat luas, dikelilingi gedung-gedung tua dan jauh dari keramian.
                 Tapi orang tua kita pantas bangga sama kita bertujuh. Selain manja, tidak pernah ngapa-ngapain dirumah, juga malesnya gak ketulungan. Tapi salutnya, kita dapat hidup mandiri selama 4hari dan sangat banyak mendapatkan pelajaran dari situ. Ternyata, kebersamaan dan kekompakan adalah kunci dari segalanya, pada saat itu.
                   Dari awal, kami bertujuh memang tidak mengharapkan  suatu kemenangan, tapi jauh lebih indah dari sebuah kemenangan yang kami dapatkan yaitu pelajaran hidup :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar