Sudah dapat
dipastikan dan sudah menjadi kebiasaan yang menyebalkan. Setiap musim bagi
rapot datang, orang tua secara fasih menanyakan, “Ranking berapa kamu nak?”. Lalu
yang terjadi selanjutnya, orang tua akan membandingkan anak orang lain dengan
anaknya sendiri. MIRIIS… Apakah orang tua kalian pernah menananyakan, “Bagaimana
tadi di sekolah? Gembirakah kamu sekolah hari ini?”. Saya yakin sangat jarang
orang tua yang demikian.
Tak terpikir,
ternyata pendidikan kita telah terjebak oleh yang namanya ranking. Sudah menjadi
kebiasaan orang berfikir bahwa anak yang selalu mendapat ranking satu
dikelasnya, pasti lebih pintar dibanding dengan anak yang mendapat ranking 5.
Namun,
tahukah kalian para kaum orang tua..??
Apa arti
ranking satu jika anak tersebut tidak mempunyai sikap mental yang baik? Apa arti
ranking satu jika hidup anak itu selalu dalam tekanan, tidak bahagia karena
selalu tertekan oleh target-target ranking yang ditargetkan orang tuanya? “Keberhasilan
seorang anak bukan karena ranking yang dia peroleh, tapi bagaimana anak
memahami sebuah proses dalam belajarnya”. Itu yang ingin saya jelaskan pada
orang tua saya.
Dengan harapan
orang tua akan mengatakan, “Ayolah nak.. terus berjalan menggapai hari-hari
indahmu di sekolah, ibu-bapak tak akan bicara soal ranking lagi. Tuntutlah ilmu
dengan hatimu yang riang, ibu-bapak selalu ada untuk mendo’akan dan mendukungmu
nak”. J
#sepertinyaa
harapan yang nihil..